Sabtu, 17 September 2011

Sastra memusuhimu!

Terlalu banyak majas yang telah kau buang, hiperbola pun mencelamu yang terlalu berlebihan, kalimat ambigu menarik usus perutmu menghambur keluar, surealisme tak mampu memahami kata-katamu, romantisme mencela kau dusta, realisme menuduh kau mengada-ngada, naturalisme pun merajuk karena kau tak memakainnya, ekspresionisme mencela kau munafiq, determinisme merasa terbuang karena kau tak menghiraukannya.


Alosiomu terlalu dipaksakan, metaforamu seperti si pemeluk bulan, personifikasimu menyesal krn telah kau hidupkan, asonansi yg kau pakai tidak setuju karena kau samakan dengan dia, klimaks merasa terjatuh membiru tragis stlh kau kalahkan.


Litotes mencium kakimu, paradoks tak mampu melawanmu, pleonasme tak pernah melebihi kenyakinanmu, simile tak mau kau setarakan, repetisi kelelahan karena selalu kau ulang-ulang, oksiomoran terkapar jatuh tak berdaya.


Walau cahaya mencela kau dusta, walau gelap menghina kau munafik. Selalu saja kau tetapkan kaki dalam cinta, walau darah turun deras berintik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar