Sabtu, 17 September 2011

SAJAK APA ADANYA...

Penantian ini seperti penantian tukang ojek, sabar menunggu penumpang. Begitu teramat manis, melebihi adik yang sedang mengunyah kembang gula. Resahpun bisa datang, persis seperti saat mendengar suara tapak kaki ditengah malam hari dari belakang rumah.

Duka dan bahagia silih berganti, melampaui film india yang berdurasi 3 jam lebih. Ketika kalah, itu lebih parah daripada tuan krab yang kehilangan 10 dolar pertamanya. Saat rindu, hati begitu ribut sehingga kucing yang sedang berkelahi pun merasa iri.

Saat bertemu, ketenangan ingin menambatkan jangkar agar berdiam saja. Ketika tidur, kekanak-kanakan itu muncul dan ingin selalu bermimpi. Saat bangun, harus memulai kerinduan lagi.

Embun pagi yang turun, seolah seperti jarum pasir yang dibuat garaa untuk membunuh ninja dari negeri hujan. Angin malam yang sepi begitu dingin, melebihi hembusan angin dibelakang bula roma saat berada dikuburan. Ketakutan ini, adalah reality show horor diwaktu kapan saja.

Sajak apa adanya harus ditendang oleh adik-adik, agar benar-benar menjadi sajak apa adanya......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar