Assalamualaikum
apa kabar akhi
apa kabar ukhti
mohon doa restu
moga disini sehat selalu
dan juga diberkahi.
Apakah hidup
begitu sempit
teramat sederhana kah?
Nampaknya hidup
hanya tersimpul
dalam inbox pesan sms
dinding facebook
ataupun disepotong surat
dan segera dibuka ketika ia tiba
mungkin benar
karena memang
masalah akhirat
jauh lebih luas
daripada dunia
walapun hanya
sekedar ucapan kata salam
Minggu, 18 September 2011
Cerita sebuah mimpi
Hatiku mungkin sudah terjebak dalam jurang cinta, sampai aku selalu bermimpi, seperti orang yang terkurung dijurang yang sesungguhnya, mimpikan ia keluarganya.
Mimpi itu seperti surga, karena tergambar begitu indahnya. Dari jendela mimpi, cahaya menembus hati, menambah terang, memastikan keinginan untuk memiliki.
Ada yang menggelora, bergelombang, menyeret hati kehadapan keinginan besar, tentang sebuah harapan, dan kunci pembuka ketenangan.
Mimpi, bawalah aku kedunia nyata, menyimpan daLam sebuah fakta. Wahai bidadari mimpi, ingin kutahan mentari, agar pagi tak bersinar.
Mimpi itu seperti surga, karena tergambar begitu indahnya. Dari jendela mimpi, cahaya menembus hati, menambah terang, memastikan keinginan untuk memiliki.
Ada yang menggelora, bergelombang, menyeret hati kehadapan keinginan besar, tentang sebuah harapan, dan kunci pembuka ketenangan.
Mimpi, bawalah aku kedunia nyata, menyimpan daLam sebuah fakta. Wahai bidadari mimpi, ingin kutahan mentari, agar pagi tak bersinar.
MENGENAL WAFIQ AZIZAH
Sholawat talenta yang tumbuh pada diri Wafiq sejak kecil. Wafiq nama panggilan dari Wafiq Azizah, bakatnya tuk bersenandung diturunkan dari bapaknya. Perempuan manis yang lahir di kota Magelang pada 4 Mei 1987 dari pasangan Buktari dan Tonah Lestari sudah mengasah bakatnya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar kelas dua dengan mengikuti perlombaan-perlombaan dikotanya. Hingga dia dapat menjuarai sholawat tingkat kota Magelang.
Anak pertama dari tiga bersaudara ini semakin giat belajar dengan masuknya ke sanggar seni di kota Magelang. Dan sejak itu dia mulai mengisi acara di TVRI Yogyakarta sampai kelas lima sekolah dasar. Ibarat pungguk kejatuhan bulan itu perumpamaan tepat untuk menggambarkan karier Wafiq. Kenapa? Sebab disaat dia mengisi acara di TVRI Yogyakarta ada seorang produser dari Jakarta kecantol dengan suaranya. Hingga akhirnya rekaman setiap tahun harus diikuti oleh Wafiq disaat usianya masih kecil.
Namanya kian melejit setelah membawakan sholawat rebana. Masalah yang menjadi sandungan adalah undangan dari luar kota yang bersamaan jam sekolah, tapi tidak membuatnya putus asa. Lalu bagaimana sikap kedua orang tua Wafiq? Tetap mendukung asal bukanlah lagu pop atau dangdut yang menjadi pilihannya untuk berkarier ditarik suara. Begitu juga saat rekaman di kota Jakarta, Wafiq tetap dalam pengawasan ibunya.
Karena Bapak Buhtari tidak tega membiarkan Wafiq pergi sendiri bersama pihak produser Jakarta. Sedangkan bapaknya wafiq tidak dapat mengawasi disebabkan tugas-tugasnya sebagai guru agama di sekolahan aliyah Magelang.
Hingga akhirnya, Wafiq memutuskan menikah diusia dini untuk mengurangi beban kedua orang tuanya. Dari hasil pernikahannya dengan laki-laki bernama Guntur Sarwo Edhy pada bulan agustus tahun 2006 telah dikaruniai putra putri kembar bernama Asbiq Badru Rufi’ilwafa dan Kayla Badru Taqiyya. Perempuan gemar makan mie goreng ini meskipun sibuk rekaman dan kuliah semester enam ambil jurusan tarbiyah di Wonosobo, dia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai ibu dari anak kembarnya.
Menjadi muslimah yang bermanfaat bagi keluarga dan orang lain suatu cita-citanya. Maka dari itu meskipun sudah penuh jadwal seambrek, dia masih sempatkan waktu untuk melatih anak-anak kecil dalam olah vocal dan tari islami di sekolahan bapaknya mengajar. Tetap semangat bersaing dengan lagu-lagu pop dan dangdut adalah sebagai wujud perjuangannya bahwa dia tetap ingin menyebarkan syariah Islam. Lalu bagaimana sikap suami dengan tekatnya? Tetap mendukung, buktinya saat di Hongkong Wafiq berduet dengan suaminya tercinta bersenandung. Tetap semangat, ya!
i
Anak pertama dari tiga bersaudara ini semakin giat belajar dengan masuknya ke sanggar seni di kota Magelang. Dan sejak itu dia mulai mengisi acara di TVRI Yogyakarta sampai kelas lima sekolah dasar. Ibarat pungguk kejatuhan bulan itu perumpamaan tepat untuk menggambarkan karier Wafiq. Kenapa? Sebab disaat dia mengisi acara di TVRI Yogyakarta ada seorang produser dari Jakarta kecantol dengan suaranya. Hingga akhirnya rekaman setiap tahun harus diikuti oleh Wafiq disaat usianya masih kecil.
Namanya kian melejit setelah membawakan sholawat rebana. Masalah yang menjadi sandungan adalah undangan dari luar kota yang bersamaan jam sekolah, tapi tidak membuatnya putus asa. Lalu bagaimana sikap kedua orang tua Wafiq? Tetap mendukung asal bukanlah lagu pop atau dangdut yang menjadi pilihannya untuk berkarier ditarik suara. Begitu juga saat rekaman di kota Jakarta, Wafiq tetap dalam pengawasan ibunya.
Karena Bapak Buhtari tidak tega membiarkan Wafiq pergi sendiri bersama pihak produser Jakarta. Sedangkan bapaknya wafiq tidak dapat mengawasi disebabkan tugas-tugasnya sebagai guru agama di sekolahan aliyah Magelang.
Hingga akhirnya, Wafiq memutuskan menikah diusia dini untuk mengurangi beban kedua orang tuanya. Dari hasil pernikahannya dengan laki-laki bernama Guntur Sarwo Edhy pada bulan agustus tahun 2006 telah dikaruniai putra putri kembar bernama Asbiq Badru Rufi’ilwafa dan Kayla Badru Taqiyya. Perempuan gemar makan mie goreng ini meskipun sibuk rekaman dan kuliah semester enam ambil jurusan tarbiyah di Wonosobo, dia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai ibu dari anak kembarnya.
Menjadi muslimah yang bermanfaat bagi keluarga dan orang lain suatu cita-citanya. Maka dari itu meskipun sudah penuh jadwal seambrek, dia masih sempatkan waktu untuk melatih anak-anak kecil dalam olah vocal dan tari islami di sekolahan bapaknya mengajar. Tetap semangat bersaing dengan lagu-lagu pop dan dangdut adalah sebagai wujud perjuangannya bahwa dia tetap ingin menyebarkan syariah Islam. Lalu bagaimana sikap suami dengan tekatnya? Tetap mendukung, buktinya saat di Hongkong Wafiq berduet dengan suaminya tercinta bersenandung. Tetap semangat, ya!
i
Sabtu, 17 September 2011
SAJAK APA ADANYA...
Penantian ini seperti penantian tukang ojek, sabar menunggu penumpang. Begitu teramat manis, melebihi adik yang sedang mengunyah kembang gula. Resahpun bisa datang, persis seperti saat mendengar suara tapak kaki ditengah malam hari dari belakang rumah.
Duka dan bahagia silih berganti, melampaui film india yang berdurasi 3 jam lebih. Ketika kalah, itu lebih parah daripada tuan krab yang kehilangan 10 dolar pertamanya. Saat rindu, hati begitu ribut sehingga kucing yang sedang berkelahi pun merasa iri.
Saat bertemu, ketenangan ingin menambatkan jangkar agar berdiam saja. Ketika tidur, kekanak-kanakan itu muncul dan ingin selalu bermimpi. Saat bangun, harus memulai kerinduan lagi.
Embun pagi yang turun, seolah seperti jarum pasir yang dibuat garaa untuk membunuh ninja dari negeri hujan. Angin malam yang sepi begitu dingin, melebihi hembusan angin dibelakang bula roma saat berada dikuburan. Ketakutan ini, adalah reality show horor diwaktu kapan saja.
Sajak apa adanya harus ditendang oleh adik-adik, agar benar-benar menjadi sajak apa adanya......
Duka dan bahagia silih berganti, melampaui film india yang berdurasi 3 jam lebih. Ketika kalah, itu lebih parah daripada tuan krab yang kehilangan 10 dolar pertamanya. Saat rindu, hati begitu ribut sehingga kucing yang sedang berkelahi pun merasa iri.
Saat bertemu, ketenangan ingin menambatkan jangkar agar berdiam saja. Ketika tidur, kekanak-kanakan itu muncul dan ingin selalu bermimpi. Saat bangun, harus memulai kerinduan lagi.
Embun pagi yang turun, seolah seperti jarum pasir yang dibuat garaa untuk membunuh ninja dari negeri hujan. Angin malam yang sepi begitu dingin, melebihi hembusan angin dibelakang bula roma saat berada dikuburan. Ketakutan ini, adalah reality show horor diwaktu kapan saja.
Sajak apa adanya harus ditendang oleh adik-adik, agar benar-benar menjadi sajak apa adanya......
Sastra memusuhimu!
Terlalu banyak majas yang telah kau buang, hiperbola pun mencelamu yang terlalu berlebihan, kalimat ambigu menarik usus perutmu menghambur keluar, surealisme tak mampu memahami kata-katamu, romantisme mencela kau dusta, realisme menuduh kau mengada-ngada, naturalisme pun merajuk karena kau tak memakainnya, ekspresionisme mencela kau munafiq, determinisme merasa terbuang karena kau tak menghiraukannya.
Alosiomu terlalu dipaksakan, metaforamu seperti si pemeluk bulan, personifikasimu menyesal krn telah kau hidupkan, asonansi yg kau pakai tidak setuju karena kau samakan dengan dia, klimaks merasa terjatuh membiru tragis stlh kau kalahkan.
Litotes mencium kakimu, paradoks tak mampu melawanmu, pleonasme tak pernah melebihi kenyakinanmu, simile tak mau kau setarakan, repetisi kelelahan karena selalu kau ulang-ulang, oksiomoran terkapar jatuh tak berdaya.
Walau cahaya mencela kau dusta, walau gelap menghina kau munafik. Selalu saja kau tetapkan kaki dalam cinta, walau darah turun deras berintik.
Alosiomu terlalu dipaksakan, metaforamu seperti si pemeluk bulan, personifikasimu menyesal krn telah kau hidupkan, asonansi yg kau pakai tidak setuju karena kau samakan dengan dia, klimaks merasa terjatuh membiru tragis stlh kau kalahkan.
Litotes mencium kakimu, paradoks tak mampu melawanmu, pleonasme tak pernah melebihi kenyakinanmu, simile tak mau kau setarakan, repetisi kelelahan karena selalu kau ulang-ulang, oksiomoran terkapar jatuh tak berdaya.
Walau cahaya mencela kau dusta, walau gelap menghina kau munafik. Selalu saja kau tetapkan kaki dalam cinta, walau darah turun deras berintik.
TERBAKAR CEMBURU
Aku sering terbakar cemburu, sulit memadamkan api amarah yang menyala dihatiku. Rasanya seperti hati yang sedang disentuh dengan sebuah pedang, perih. Ingin rasanya menangis, namun air mata pasti akan menertawakan laki-laki cengeng sepertiku.
Seandainya malaikat berkenan meminjamkan catatannya kepadaku, ingin rasanya kulihat apa yang ditulisnya untukmu, untuk memastikan apakah benar rasa cemburuku itu, atau ternyata justru malaikat yg menemaniku telah mencatat bahwa aku telah buruk sangka padamu.
Inginku letakkan kau diatas langit, agar dapat selalu kulihat keadaanmu, cerah kah atau mendung. Ingin kumasukkan kau kedalam angin, agar aku dapat merasakan keadaanmu, sejuk kah atau panas kah. Inginku alirkan kau kedalam air, agar dapat menyejukkan dahagaku, menenangkan segala kecemburuanku. Aku ingin selalu mentaumu.
Mungkin aku terlalu egois, tak memahamimu dgn sebenar-benarnya, maaf untuk itu. Tapi aku memang harus cemburu, dan aku harus menjaga agar api cemburuku tidak menjalar ikut membakarmu lalu menyakitimu, krn bila itu terjadi, itulah egois yang sesungguhnya.
Seandainya malaikat berkenan meminjamkan catatannya kepadaku, ingin rasanya kulihat apa yang ditulisnya untukmu, untuk memastikan apakah benar rasa cemburuku itu, atau ternyata justru malaikat yg menemaniku telah mencatat bahwa aku telah buruk sangka padamu.
Inginku letakkan kau diatas langit, agar dapat selalu kulihat keadaanmu, cerah kah atau mendung. Ingin kumasukkan kau kedalam angin, agar aku dapat merasakan keadaanmu, sejuk kah atau panas kah. Inginku alirkan kau kedalam air, agar dapat menyejukkan dahagaku, menenangkan segala kecemburuanku. Aku ingin selalu mentaumu.
Mungkin aku terlalu egois, tak memahamimu dgn sebenar-benarnya, maaf untuk itu. Tapi aku memang harus cemburu, dan aku harus menjaga agar api cemburuku tidak menjalar ikut membakarmu lalu menyakitimu, krn bila itu terjadi, itulah egois yang sesungguhnya.
Langganan:
Postingan (Atom)